JAKARTA - Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Benny Susetyo, menilai fenomena buzzer atau pendengung di media sosial dapat dilawan dengan pendidikan literasi, pendidikan kritis, dan etika penggunaan media sosial.
Hal ini (fenomena buzzer) teradi karena salah satunya kesadaran politik etis enggak ada," kata Benny, Sabtu (13/2/2021) dikutip dari Tempo.co
Benny mengatakan, buzzer sebagai medium dapat digunakan untuk menjual sebuah ide atau gagasan agar terjadi adu gagasan di ruang publik.
Ia pun mengingatkan agar jangan sampai orang-orang yang memiliki gagasan dan kemampuan menjadi tidak bisa berperan di ruang publik termasuk media sosial. Sebab, jika ruang demokrasi tanpa gagasan maka akan muncul pemimpin yang kerdil dan dikarbit.
Lebih lanjut, Benny berharap para propaganda termasuk buzzer tidak lagi bicara hal yang negatif, tetapi berbicara hal yang positif, bangsa dan dan negara, kemajemukan, dan keberagaman. “Kalau bicara buzzer, seharusnya punya komitmen pada masa depan negara, itu di atas segala-galanya,” ujarnya.(***)
Posting Komentar