Kenapa Seseorang Terus Ada di Pikiran Kita? Ini 5 Alasan Psikologis yang Mungkin Jadi Penyebabnya


PERNAHKAH anda mengalami momen di mana seseorang terus muncul di pikiranmu? Bahkan saat Anda sedang sibuk atau berusaha untuk tidak mengingatnya. Entah itu mantan, gebetan, atau bahkan seseorang yang hanya singgah sebentar dalam hidupmu, mereka seolah menetap di benak tanpa izin.

Hal ini sering kali membingungkan dan membuat kita bertanya-tanya: apakah ini tanda perasaan yang belum tuntas, atau justru ada penjelasan ilmiah di baliknya?

Fenomena ini bukan sekadar kebetulan. Secara psikologis, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang tetap ada di pikiran kita.

Bisa karena rasa penasaran yang belum terjawab, koneksi emosional yang kuat, atau bahkan kebiasaan yang sudah terbentuk dalam kehidupan sehari-hari.

Yuk, kita bahas satu per satu penyebabnya serta bagaimana cara menghadapinya agar pikiran kita bisa lebih tenang dan tidak terus-menerus terpaku pada satu orang yang dirangkum dari kanal YouTube Kehidupan Bijaksana.

1. Rasa Penasaran dan Ketidakpastian

Salah satu alasan utama seseorang terus muncul di pikiran kita adalah karena ada sesuatu yang belum terselesaikan.

Mungkin hubungan yang berakhir tiba-tiba, percakapan yang menggantung, atau bahkan perasaan yang tak sempat terungkap.

Otak kita secara alami ingin mencari jawaban dan penyelesaian, yang dalam psikologi dikenal sebagai Zeigarnik Effect di mana kita cenderung lebih mudah mengingat hal-hal yang belum selesai dibanding yang sudah beres.

Bagaimana cara mengatasinya? Sadari bahwa tidak semua hal butuh jawaban.

Terkadang, kita harus menerima bahwa beberapa cerita memang tidak memiliki akhir yang memuaskan.

Semakin kita berusaha mencari kepastian dari orang lain, semakin kita terjebak dalam lingkaran pikiran yang tidak produktif.

Fokuslah pada apa yang bisa Anda kontrol dan bagaimana Anda memilih untuk

2. Koneksi Emosional yang Kuat

Ketika seseorang pernah memberi kita kebahagiaan luar biasa atau bahkan luka mendalam, mereka cenderung lebih sulit dilupakan.

Hal ini karena otak kita melepaskan zat kimia seperti dopamin dan oksitosin saat mengalami emosi yang kuat, membuat kita merasa terikat dengan orang tersebut.

Fenomena ini mirip dengan cara kerja kecanduan otak terus mencari pengalaman yang pernah memberi dampak emosional besar.

Untuk mengatasinya, sadari bahwa emosi adalah bagian alami dari hidup. Namun, jangan biarkan kenangan masa lalu menghambat pertumbuhanmu.

Beri dirimu waktu untuk memproses perasaan itu, tapi jangan lupa untuk tetap membuka diri pada hal-hal baru yang bisa memberimu kebahagiaan yang lebih sehat dan seimbang.


3. Trigger dari Lingkungan Sekitar


Terkadang, kita tidak sengaja mengingat seseorang karena ada pemicu dari lingkungan sekitar.

Bisa jadi lagu yang dulu sering kalian dengarkan bersama, tempat yang pernah menjadi saksi kenangan, atau bahkan aroma parfum tertentu yang mengingatkanmu padanya.

Otak kita menyimpan memori berdasarkan pengalaman dan asosiasi, membuat kenangan tertentu muncul kembali tanpa kita sadari.

Cara mengatasinya bukan dengan menghindari pemicu tersebut, melainkan menghadapinya secara perlahan. Semakin kita mencoba melarikan diri dari kenangan, semakin kuat efeknya.

Biarkan dirimu menghadapi trigger tersebut tanpa terlalu larut dalam perasaan. Dengan begitu, Anda akan semakin terbiasa dan bisa menjalani hidup tanpa terus-menerus terbebani oleh masa lalu.


4. Perasaan yang Masih Tertinggal

Sering kali, kita merasa sudah move on, tetapi kenyataannya seseorang masih sering muncul di pikiran kita.

Hal ini bisa terjadi karena masih ada perasaan yang belum benar-benar tuntas entah itu cinta, rindu, atau bahkan kemarahan yang belum tersalurkan.

Otak kita bekerja berdasarkan emosi, sehingga jika masih ada perasaan yang menggantung, alam bawah sadar kita akan terus mengingatnya.

Langkah pertama untuk mengatasinya adalah dengan mengakui perasaan tersebut. Jangan terburu-buru mengatakan bahwa Anda sudah tidak peduli jika dalam hati masih ada sesuatu yang belum selesai.

Coba temukan cara sehat untuk menyalurkan emosi tersebut, seperti menulis, berbicara dengan teman, atau melakukan aktivitas yang bisa membantumu melepaskan beban di hati.


5. Kebiasaan dan Rutinitas yang Terbentuk

Ketika seseorang menjadi bagian besar dalam hidup kita, keberadaan mereka akan otomatis terekam dalam pola kebiasaan kita.

Misalnya, jika Anda dulu terbiasa mengobrol dengannya setiap malam, wajar jika otakmu masih "mencarinya" saat waktu tersebut tiba

Hal ini mirip dengan phantom limb syndrome, di mana seseorang yang kehilangan anggota tubuh masih bisa merasakan keberadaannya karena otaknya sudah terbiasa.

Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan menciptakan rutinitas baru.

Temukan aktivitas yang bisa mengisi waktu yang dulu dihabiskan bersamanya, kenali orang-orang baru, dan eksplorasi hal-hal yang bisa membuatmu lebih berkembang.

Semakin banyak pengalaman baru yang Anda ciptakan, semakin mudah otakmu menyesuaikan diri dan berhenti mencari sosok yang sudah tidak ada dalam hidupmu.(***)

Cinta, Wanita

Label:

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.