PADANG - Polda Sumbar mencatat adanya penurunan signifikan jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah Sumbar selama pelaksanaan Operasi Ketupat Singgalang 2025. Operasi ini berlangsung selama 14 hari, dimulai pada 26 Maret hingga 8 April 2025.
Data dari Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumbar menunjukkan bahwa arus kendaraan dari Provinsi Riau melalui Kabupaten Limapuluh Kota tercatat sebanyak 28.931 kendaraan. Angka ini menurun drastis dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024, yang mencapai 45.000 kendaraan.
“Penurunan juga terjadi di pintu masuk lain seperti Dharmasraya dan Pesisir Selatan. Secara keseluruhan, jumlah kendaraan yang masuk ke Sumbar turun sekitar 50 persen dibandingkan tahun lalu,” ujar Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Susmelawati Rosya, dalam konferensi pers di Mapolda Sumbar, Kamis (10/4/2025). Ia didampingi oleh Dirlantas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Nur Setiawan.
Namun, di balik menurunnya volume kendaraan, Polda Sumbar justru mencatat lonjakan angka kecelakaan lalu lintas. Tercatat sebanyak 108 kasus kecelakaan terjadi selama masa operasi.
“Angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan bersama,” tegas Kombes Pol Dwi Nur Setiawan.
Meskipun terjadi peningkatan kecelakaan, arus lalu lintas secara umum dinilai lancar, terutama di jalur-jalur utama seperti Sitinjaulauik dan Padang–Bukittinggi. Meski begitu, pada hari kedua hingga keempat setelah Idulfitri, sempat terjadi perlambatan di jalur Padang–Bukittinggi akibat lonjakan
Tak hanya itu, antrean panjang di SPBU Sincincin juga memperlambat arus lalu lintas. Kendaraan yang mengular hingga ke badan jalan membuat kepadatan tak terhindarkan.
“Sebenarnya arus berjalan lancar, tapi ada beberapa titik yang tersendat akibat lonjakan wisatawan dan antrean panjang di SPBU,” jelas Dirlantas.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa rendahnya volume kendaraan pemudik sebelum Lebaran diduga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang memperbolehkan Work From Home (WFH) dan Work From Anywhere (WFA).
Kebijakan ini memberi ruang bagi masyarakat untuk mudik lebih awal, sehingga kepadatan menjelang hari raya dapat ditekan.
“WFA dan WFH membuat perjalanan lebih fleksibel, jadi tak terjadi penumpukan seperti tahun-tahun sebelumnya,” imbuhnya.
Untuk mengatasi potensi kemacetan, Polda Sumbar juga memberlakukan sistem one way di jalur Padang–Bukittinggi pada 28, 29, dan 30 Maret 2025. Hasilnya, arus lalu lintas di jalur tersebut berjalan lancar dan terkendali.
“Sistem one way terbukti efektif dalam mengurai kemacetan,” kata Kombes Dwi menutup keterangannya.(***)
Posting Komentar